Saya memakai nama ini sekitar
tahun 2008 atau 2009, tepatnya saya lupa. Yang jelas saat itu saya yang baru
kenal facebook pada tahun 2008 menggunakan nama akun fb dengan ‘Fuad Ngajiyo’
setelah sebelumnya dengan nama asli Irawan Fuadi. Nama ini sendiri terinspirasi
sebuah nama akun facebook seorang yang saya hormati, yaitu ‘Manuto Muhammad’.
Pertama kali lihat akun ini, saya langsung tertarik. Unik dan bermakna.
‘Manuto’ adalah bahasa jawa yang artinya ‘teladanilah’, sedang Muhammad yang
dimaksud adalah Nabi Muhammad, maka makna ‘Manuto Muhammad’ menurut penafsiran
saya adalah teladanilah Nabi Muhammad.
Maka,
tanpa melalui shalat istikharah saya mengganti akun fb dengan nama ‘Fuad
Ngajiyo’. Kata ‘Fuad’ yang diambil dari nama belakang saya (Fuadi) dengan
menghilangkan huruf ’i’-nya bermakna hati, sedang kata ‘Ngajiyo’ yang berupa
kata perintah bermakna ‘mengajilah/belajarlah’. Awalnya tak terpikirkan bahwa
nama ini sangat unik (menurut saya sendiri sih), tapi lama kelamaan kok unik ya…
Saya
memakai nama ini pada akun fb bukan berarti saya tak menghormati Bapak dan
Mamak yang bersenang-senang kemudian melahirkan orok dan diberi tanda Irawan
Fuadi. Sama sekali. Ini lebih bermakna peringatan kepada diri sendiri bahwa di
manapun saya berada, maka saya harus mengaji/belajar. Daripada diganti nama
‘Fuad Ingind Clalu Dimerthi’, mending ‘Fuad Ngajiyo’ bukan?
Ternyata
nama ini pernah membuat Bapak saya menjadi bingung, begini ceritanya:
Suatu
kali ada Pak Pos yang datang ke rumah saya membawa paket berisi buku. Merasa
alamatnya benar, dia bertanya kepada Bapak yang kebetulan di teras.
“Maaf
Pak, benar ini rumahnya Fuad Ngajiyo?” Tanya Pak Pos.
“Kalau
rumahnya Fuad benar, tapi nama lengkapnya Irawan Fuadi.” Ya jelas tahu persis
lah Bapakku tentang nama panjangku.
“Tapi
alamatnya benar di sini Pak.”
Entah rayuan apa yang diberikan
oleh Pak Pos kepada Bapak, akhirnya Bapak menceritakannya kepada saya yang
kebetulan sedang ngumpul bersama beberapa saudara ketika ada acara pengajian di
rumah. Orang-orang yang aktif di dunia maya dan tak gagap teknologi seperti
Bapak hanya senyum mendengar cerita Bapak.
Oalah,
karang wong tuwa ndeso, dijelaske yo ora mudheng.
#santringeblog
No comments:
Post a Comment