Judul buku : Wong
Cilik Merindukan Haji
Penulis : H. Ruchani Ahmad
Penerbit : Pustaka
Pesantren, Yogyakarta
Cetakan I : 2011
Tebal : 146
halaman
Dimuat di Kedaulatan Rakyat
Setiap muslim di belahan dunia
manapun pasti menginginkan kakinya menjejakkan Kota Suci Mekah untuk
melaksanakan ibadah haji. Namun tidak semua dari mereka mampu karena
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bagi orang Indonesia biayanya mencapai
puluhan juta rupiah. Itulah mengapa mereka yang merasa tidak mampu mengubah
keinginan tersebut menjadi rasa pesimis. Sebuah sikap yang tidak disukai oleh
Allah. Namun hal itu tidak terjadi dengan Ruchani, sang penulis buku ini.
Meskipun Ruchani adalah orang
yang miskin secara materi, keinginannya untuk menunaikan ibadah haji tak
tertahankan. Ia belajar dari pengalaman dua orang kyai yang walaupun mereka
tergolong miskin, namun mereka mampu menunaikan ibadah haji. Salah seorang dari
mereka pernah memberi petuah kepadanya, “Kita harus punya nadzar: ‘Saya akan
naik haji kalau saya mampu’. Orang yang naik haji itu tidak harus kaya.
Saya sendiri naik haji dua kali tanpa mengeluarkan biaya. Yang pertama dibiayai
oleh orang tua, sedangkan yang kedua dibiayai oleh H. Ma’roef.”
Melihat teman-temannya
menunaikan Ibadah Haji, hati Ruchani sangat iri. Namun ia hanya bisa
menyimpannya dalam hati dengan masih terus menggantungkan cita-citanya. Ia pun
tidak tinggal diam. Berbagai cara dilakukan oleh Ruchani untuk menuntaskan
kerinduannya pada Baitullah, mulai dari menyisihkan gaji untuk ditabung,
menyewa tanah untuk ditanami tebu, sampai mengajukan pensiun dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Padahal masa kerjanya masih beberapa tahun lagi. Akhirnya berkat
kegigihan dan kesabarannya, Ruchani pun bisa naik haji. Bahkan bersama sang
istri tercinta. Dia pun sujud syukur setelah dirinya dan sang istri terdaftar
sebagai calon jamaah haji.
Kisah nyata Ruchani itu
kemudian ditulis dan diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Wong Cilik
Merindukan Haji. Sebagai penulis, ia berharap kisahnya mampu memberikan
manfaat sehingga menjadi inspirasi bagi setiap orang. Dengan gaya bahasa tutur
Ruchani mampu memberikan kisah yang cukup enak dinikmati pembaca. Kisahnya
seolah menegaskan bahwa berhaji tak harus kaya!
@fuadngajiyo
No comments:
Post a Comment