Monday 15 September 2014

Resensi Buku "Sirah Nabawiyah Perspektif Al-Quran dan Sunnah"


Judul              :   Membaca Sirah Nabi Muhammad saw.; dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih
Penulis          :   M. Quraish Shihab
Penerbit       :   Lentera Hati
Cetakan I      :   Juni 2011

Sirah Nabi yang manakah yang pernah anda baca? Dari sekian banyak sirah, yang manakah yang menurut anda paling otentik? Karya Ramadhan al-Buthi, Karel Amstrong, Haikal, atau yang lain?

Memang banyak sekali penulis yang menuliskan tentang sejarah Manusia Teragung Muhammad saw. Mulai dari penulis Timur Tengah, para orientalis Barat, bahkan penulis lokal Indonesia. Meski demikian, kisah tentang kehidupan pribadi agung ini seperti tak pernah habis untuk diperbincangkan bahkan dikritisi sejarahnya. Apakah ia berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, ataukah hanya penuturan dari mulut ke mulut yang perlu dipertanyakan kebenarannya.

Kali ini seorang tokoh intelektual muslim Indonesia M. Quraish Shihab juga manuangkan pemikirannya berkenaan dengan sirah Nabi. Meskipun ini berkaitan dengan sejarah, namun ia tidak meninggalkan informasi-informasi dari al-Qur’an yang selama ini menjadi bidangnya. Ia bahkan menggunakannya sebagai sumber primer disamping sunah Nabi dan riwayat-riwayat yang bersumber dari mereka  yang hidup semasa atau tidak jauh dari masa Nabi. 

Menurutnya, penyajian sejarah Nabi dengan dalih agar menjadikannya ilmiah namun mengabaikan al-Qur’an dan Sunah merupakan sebuah kekeliruan. Hal ini secara tidak langsung menganggap bahwa al-Qur’an dan Sunah tidak ilmiah, padahal para pakar al-Qur’an dan Sunah pun menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menerima atau menolak suatu pendapat/riwayat. Bahkan, tidak berlebihan jika dinyatakan bahwa metode kritik yang dilakukan ulama-ulama Islam dalam bidang periwayatan jauh lebih akurat dan ketat daripada yang dilakukan oleh sejarawan. Ulama-ulama Islam dalam menentukan derajat sebuah hadits disamping harus shahih secara sanad (periwayatan hadits beserta orang-orang yang meriwayatkannya), juga harus sahih secara matan (isi sebuah hadits).

Selain itu, beberapa kekeliruan pun bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, karena menggunakan kacamata yang keliru. Beberapa penulis yang mencoba menyajikan sejarah Nabi menggunakan logika dan budaya mereka sendiri berpotensi melahirkan kesalahan-kesalahan dalam menyimpulkan sosok Nabi saw. Kedua, subjektivitas dari penulis. Sejarah adalah penulisnya, maka sejarah sesuatu itu tergantung dari seorang penulis. Semakin dia subjektif, maka sebuah tulisan bisa dinilai tidak lagi ilmiah.

Ketiga, penulis tidak memahami budaya masyarakat setempat. Sebagai contoh saja, penilaian bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang bodoh karena tidak bisa baca dan tulis adalah sebuah kesimpulan yang keliru. Pada masa itu, karena alat tulis sangat sulit ditemukan maka kemampuan menghafal pun menjadi satu-satunya yang bisa dijadikan tolok ukur kecerdasan dan keluasan pengetahuan seseorang. Karena itu, mereka menilai siapa yang pandai menulis menunjukkan bahwa ia mempunyai ingatan yang lemah dan juga menjadi indikator bahwa ia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Terakhir, beberapa penulis yang notabene muslim tidak menyadari bahwa Muhammad saw. adalah seorang Nabi yang telah ditegaskan dalam al-Qur’an bahwa beliau merupakan bukti kebenaran.

Membaca sirah Nabi saw. yang ditulis oleh Quraish Shihab berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad saw.; dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih memang terasa berbeda jika dibandingkan dengan sirah-sirah Nabi yang lain. Sebagai seorang ahli al-Qur’an dan juga Hadits, dia menyajikan keterangan-keterangan kehidupan Nabi berdasarkan keduanya yang telah jelas-jelas merupakan sumber otentik. Kisah-kisah yang selama ini simpang siur diklarifikasi dalam buku ini, bahkan kisah yang telah populer sehingga dianggap benar oleh sebagian orang tak luput dari pengamatannya yang cukup jeli, sehingga terkadang didapatkan sebuah kesimpulan yang berbeda. Kehadiran buku ini selain sebagai bacaan diwaktu senggang juga bisa dipakai sebagai referensi sejarah. Selamat membaca!

@fuadngajiyo


No comments:

Post a Comment