Monday 15 September 2014

Resensi Buku "Kisah-kisah Heroisme Seorang Ibu"


Judul Buku         :    My Mom is My Hero
Penulis                :    Amy Reynolds, dkk.
Editor                  :    Susan Reynold
Penerbit              :    Qanita (anggota IKAPI)
Cetakan               :    Februari 2011
Tebal                   :    xvi + 311 halaman

Surga di telapak kaki ibu. Itulah hadis Nabi yang tidak asing lagi di telinga kita. Kalimat tadi mengisyaratkan bahwa ibu adalah makhluk yang sangat krusial di dunia ini, karena semua manusia memiliki ibu yang menjadi perantara kehadirannya ke dunia ini. Tanpa ibu, tidaklah mungkin seorang anak manusia hadir ke dunia ini. Dari rahim ibulah manusia lahir, kemudian disusui dan akhirnya tumbuh menjadi dewasa.

Itulah yang akan dibicarakan dalam buku ini, tentang seorang ibu yang perjuangannya mampu melampau batas-batas manusia biasa. Buku berjudul My Mom is My Hero merupakan kumpulan kisah yang dirangkum dan diedit oleh Susan Reynolds. Ada 50 kisah yang terangkum dalam buku ini, yang kaya dengan gaya bahasa dan sisi-sisi yang berbeda dari para penulisnya. Mereka menuliskan pengalaman mereka dengan ibu yang banyak mempengaruhi kehidupan mereka.

Salah seorang penulis, Amy Reynolds bercerita tentang dirinya yang saat itu sedang depresi berat. Bagaimana tidak, dalam usia 17 tahun gadis belia ini telah mengandung seorang janin yang tidak diinginkannya. Orang-orang menjauhinya karena ulahnya yang memalukan tersebut. Tetapi ibunya tidak, dia bahkan tidak bereaksi berlebihan ketika dia menceritakan bahwa ia hamil. Selama kehamilan, ibunya tidak pernah menunjukkan nada dingin atau menyembunyikan rasa tidak senang. Ia menjadi orang yang menguatkannya dan mengajarinya menjadi seorang yang mampu berfikir dewasa.

Berbeda lagi dengan kisah seorang anak kecil yang mempunyai seorang ibu penulis besar yang telah terkenal. Sejak kecil dia dididik untuk menjadi penulis seperti ibunya. Setiap malam kamis beberapa penulis teman ibunya berkumpul di rumahnya, saat itulah hasil tulisannya dikoreksi oleh mereka. Suatu saat ide plegiat muncul dalam otak kotornya, tanpa pikir panjang ia pun memberikan hasil contekan itu kepada mereka. Namun ibunya sangat peka, ia tahu bahwa itu adalah hasil contekan. Sebagai orang tua yang menginginkan anaknya menjadi manusia jujur, maka ia pun dengan tegas memberi perintah kepadanya untuk menulis kembali karyanya. Sebagai hukuman, malam itu ia tidak mengucapkan selamat tidur kepadanya yang menangis karena peristiwa tadi. Sejak peristiwa itu, anak kecil yang telah tumbuh dewasa itu tidak ingin menjadi penjiplak lagi, bahkan memikirkannya membuatnya layak untuk mendapatkan “lontaran amarah”.

Membaca buku ini akan membuat pembaca terbawa ke masa-masa dimana ibu adalah orang yang sangat berjasa besar bagi kehidupan ini. Kemudian akan tumbuh rasa terima kasih kepada ibu yang kini mulai terkikis oleh kehidupan yang serba materialis. Dengan ketulusan cinta ibu kepada anak-anaknya akan menularkan energi positif kepada siapa saja untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan seluruh alam ini. Semoga!

@fuadngajiyo



No comments:

Post a Comment