Judul Buku : My
Mom is My Hero
Penulis : Amy Reynolds, dkk.
Editor : Susan Reynold
Penerbit : Qanita
(anggota IKAPI)
Cetakan : Februari
2011
Tebal : xvi + 311 halaman
Surga di
telapak kaki ibu. Itulah hadis Nabi yang tidak asing lagi di telinga kita.
Kalimat tadi mengisyaratkan bahwa ibu adalah makhluk yang sangat krusial di
dunia ini, karena semua manusia memiliki ibu yang menjadi perantara
kehadirannya ke dunia ini. Tanpa ibu, tidaklah mungkin seorang anak manusia hadir
ke dunia ini. Dari rahim ibulah manusia lahir, kemudian disusui dan akhirnya
tumbuh menjadi dewasa.
Itulah yang
akan dibicarakan dalam buku ini, tentang seorang ibu yang perjuangannya mampu
melampau batas-batas manusia biasa. Buku berjudul My Mom is My Hero merupakan
kumpulan kisah yang dirangkum dan diedit oleh Susan Reynolds. Ada 50 kisah yang
terangkum dalam buku ini, yang kaya dengan gaya bahasa dan sisi-sisi yang
berbeda dari para penulisnya. Mereka menuliskan pengalaman mereka dengan ibu
yang banyak mempengaruhi kehidupan mereka.
Salah
seorang penulis, Amy Reynolds bercerita tentang dirinya yang saat itu sedang
depresi berat. Bagaimana tidak, dalam usia 17 tahun gadis belia ini telah
mengandung seorang janin yang tidak diinginkannya. Orang-orang menjauhinya
karena ulahnya yang memalukan tersebut. Tetapi ibunya tidak, dia bahkan tidak
bereaksi berlebihan ketika dia menceritakan bahwa ia hamil. Selama kehamilan,
ibunya tidak pernah menunjukkan nada dingin atau menyembunyikan rasa tidak
senang. Ia menjadi orang yang menguatkannya dan mengajarinya menjadi seorang
yang mampu berfikir dewasa.
Berbeda lagi
dengan kisah seorang anak kecil yang mempunyai seorang ibu penulis besar yang
telah terkenal. Sejak kecil dia dididik untuk menjadi penulis seperti ibunya.
Setiap malam kamis beberapa penulis teman ibunya berkumpul di rumahnya, saat
itulah hasil tulisannya dikoreksi oleh mereka. Suatu saat ide plegiat muncul
dalam otak kotornya, tanpa pikir panjang ia pun memberikan hasil contekan itu
kepada mereka. Namun ibunya sangat peka, ia tahu bahwa itu adalah hasil
contekan. Sebagai orang tua yang menginginkan anaknya menjadi manusia jujur,
maka ia pun dengan tegas memberi perintah kepadanya untuk menulis kembali
karyanya. Sebagai hukuman, malam itu ia tidak mengucapkan selamat tidur
kepadanya yang menangis karena peristiwa tadi. Sejak peristiwa itu, anak kecil
yang telah tumbuh dewasa itu tidak ingin menjadi penjiplak lagi, bahkan
memikirkannya membuatnya layak untuk mendapatkan “lontaran amarah”.
Membaca buku
ini akan membuat pembaca terbawa ke masa-masa dimana ibu adalah orang yang
sangat berjasa besar bagi kehidupan ini. Kemudian akan tumbuh rasa terima kasih
kepada ibu yang kini mulai terkikis oleh kehidupan yang serba materialis. Dengan
ketulusan cinta ibu kepada anak-anaknya akan menularkan energi positif kepada
siapa saja untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan seluruh alam ini.
Semoga!
@fuadngajiyo
No comments:
Post a Comment