Thursday 11 September 2014

Resensi Buku "Sejarah Lain Serangan Umum 1 Maret"


Judul Buku         :    Serangan Umum 1 Maret, Dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Indonesia
Penulis                :    Batara R. Hutagalung
Penerbit              :    LKiS, Yogyakarta
Cetakan               :    2010
Tebal                   :    xxviii + 716 halaman

Pemahaman yang cukup rendah tentang sejarah bangsa sendiri masih banyak di’derita’ rakyat Indonesia. Hal ini merupakan dampak lamanya rakyat Indonesia sengaja dibutakan oleh penguasa tentang sejarah negerinya sendiri beberapa tahun silam. Sejarah diputarbalikkan mengikuti apa kata penguasa, ia adalah barang yang teramat mahal bagi sebuah bangsa yang besar, Indonesia.

Banyak rakyat yang percaya begitu saja sejarah yang telah beredar di kalangan luas, mereka tidak mempertanyakan lebih jauh apakah peristiwa tersebut benar-benar riil? Adakah versi lain yang berbeda dengannya? Di sinilah letak keistimewaan buku ini, buku berjudul ‘Serangan Umum 1 Maret, Dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Indonesia’ menyajikan sejarah yang berbeda dengan mainstream.

Salah satunya yaitu anggapan kolektif masyarakat bahwa Kartosuwiryo beserta pasukannya merupakan pemberontak yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Batara, penulis buku ini, Kartosuwiryo bukanlah pemberontak di Jawa Barat yang dikenal dengan pemberontakan DI/TII, justru ia adalah seorang pejuang yang gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa kedua yang cukup disoroti yaitu tentang Serangan Umum 1 Maret. Ada dua versi siapa pemrakarsa serangan spektakuler yang terjadi di Yogyakarta untuk membuktikan kepada dunia bahwa TNI yang berarti Indonesia masih cukup kuat. Versi pertama mengatakan bahwa Suhartolah pemrakarsa serangan ini. Sedangkan versi kedua menyatakan bahwa Sultan Hamengku Buwana IX merupakan tokoh dibalik semua itu.

Dengan data-data sejarah, Batara mencoba membantah kedua versi di atas. Menurutnya kedua versi di atas diragukan kevalidannya. Ada tokkoh lain yang sangat berperan selain kedua tokoh di atas, Ia menyebutkan bahwa perencanaan, persiapan, penugasan, pelaksanaan serta komando militer saat itu berada di tangan Kolonel Bambang Sugeng.
Namun demikian, menurut penulis keberhasilan serangan tersebut adalah berkat kerjasama serta dukungan berbagai pihak. Tidak hanya Angkatan Darat saja yang terlibat, melainkan juga Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan serta pimpinan sipil (hlm 599). Juga tidak hanya ditentukan oleh segelintir orang dan golongan semata, melainkan beberapa golongan turut berperan aktif di dalamnya. Terutama dukungan rakyat Indonesia di daerah-daerah pertempuran.

Akhir kata, kehadiran buku ini banyak memberikan pemahaman ‘lain’ tentang sejarah Nusantara. Penting dibaca oleh para pemerhati sejarah maupun kalangan umum. Bukan untuk mengacaukan sejarah, justru untuk mengimbangi sejarah yang terlanjur beredar di masyarakat yang tidak dapat dikatakan 100 persen benar. Selamat membaca!

@fuadngajiyo

No comments:

Post a Comment