Wednesday 16 April 2014

Bukan Puisi, Puisi Bukan

(I)
Dan ketika mendung bergelayutan di atas Bandung
seorang pemuda beranjak dari kursi merahnya
Dialah diriku,
orang yang menginginkan kembali ke tempat
di mana tumpukan baju tertata tak rapi
di samping tivi tabung 14 inci,
yang tombol salurannya sudah mulai berpindah ke tombol volume. rupanya ia mulai sowak
(II)
Dialah diriku yang seraya berkata,
“Wahai para pengguna jalan, bersabarlah! Diriku mau menyeberang”
Dan suara motor merampas suara lirihku
Sungguh celaka, diriku setadi siang terlalu banyak makan sambal
Hingga penghuni perut berebut keluar
Perutku pun menjadi gusar
(III)
Oooh ...
Demi waktu sore,
ketika matahari kehabisan bahan bakar,
dan langit dicat hitam
sungguh perkataanku semakin ngawur

Bandung, seminggu setelah Pileg 2014

No comments:

Post a Comment