Itu lebih baik. Itu lebih cantik.
Karena kau
mawar, maka hanya kumbang yang dapat mengambil madumu.
Biar tak rusak.
Biar tak berserak.
Biar tak rusak.
Biar tak berserak.
Karena kau
mawar, maka kau hanya tumbuh pada tanah.
Bukan pada lantai beton yang mewah.
Tumbuhlah tumbuh.
Kembanglah kembang.
Bukan pada lantai beton yang mewah.
Tumbuhlah tumbuh.
Kembanglah kembang.
Karena kau
mawar, kau tak terbuat dari plastik.
Kau merah, tanpa lipstik.
Kau merah, tanpa lipstik.
Karena kau
mawar, tak perlulah ingin jadi melati.
Merahlah merah.
Putihlah putih.
‘Mawar melati semuanya Indah’
Merahlah merah.
Putihlah putih.
‘Mawar melati semuanya Indah’
Karena kau
mawar, kau tak berbunga hanya dalam semalam.
Benar kau mekar dalam sehari, tapi
daun-daunmu saat berfotosintesis,
akar-akarmu saat menyerap air dengan memilah mana yang dibutuhkan tubuh dan membuang yang tak bermanfaat,
saat semuanya bekerja dalam senyap.
Dan bungamu tinggal menunggu waktu dari kesetiaan proses-proses itu.
Benar kau mekar dalam sehari, tapi
daun-daunmu saat berfotosintesis,
akar-akarmu saat menyerap air dengan memilah mana yang dibutuhkan tubuh dan membuang yang tak bermanfaat,
saat semuanya bekerja dalam senyap.
Dan bungamu tinggal menunggu waktu dari kesetiaan proses-proses itu.
Karena kau
mawar,
kau berduri
kau berwangi
kau berpahit
kau bermerah
kau ber-ber-ber-
Dan begitu saja, indah seperti adanya.
kau berduri
kau berwangi
kau berpahit
kau bermerah
kau ber-ber-ber-
Dan begitu saja, indah seperti adanya.
Karena kau mawar,
tanyakan terus tentangmu
Sampai saat kau menemukan Tuhan
dalam dirimu
dalam bunga dan durimu
No comments:
Post a Comment